Asuhan Keperawatan

My Blog List

Saturday, February 19, 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKITIS





A. PENGERTIAN

1. Bronkitis adl penyakit pernafasan obstruktif yg disebabkan oleh peradangan pada bronkus.
2. Bronkitis kronis adl ggn paru obstruktif yg ditandai produksi mucus berlebihan disaluran nafas bawah selama + 3 bln berturut-turut selama 2 tahun berturut-turut.
3. Bronkitis akut adalah penyakit obstrukstif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil ( bronkiolus ), terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan insidens tertinggi sekitar usia 6 bulan.

B. ETIOLOGI

Virus,bakteri,inhalasi zat iritan ( asap rokok,zat udara/polusi udara ),diperburuk oleh cuaca dingin.
Respiratory syncytial virus ( RSV ) pada 50% sampai 90% kasus. Selain itu, parainfluenza, mikroplasma, adenovirus, sangat jarang infeksi primer bakteri.

C. MANIFESTASI KLINIS

Biasanya didahului infeksi saluran napas atas dengan batuk pilek, tanpa demam atau hanya subfebris. Sesak napas makin hebat, disertai napas cepat dan dangkal. Terdapat dispnu dengan expiratory effort, retraksi otot Bantu napas, napas cepat dangkal disertai napas cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut, gelisah, ekspirium memanjang atau mengi : jika obstruksi hebat suara napas nyaris tak terdengar, ronki basah halus nyaring kadang terdengar pada akhir atau awal ekspirasi, suara perkusi paru hipersonor.
1. Produksi mucus kental.
2. Batuk produktif dg dahak purulen.
3. Dispneu.
4. Demam.
5. Suara nafas tambahan.
6. Nyeri.

D. PATOFISIOLOGI
Invasi virus menyebabkan obstruksi bronkiolus akibat akumulasi mukus, debris dan endema. Terjadi resistensi aliran udara pernafasan berbanding terbalik ( dengan radius lumen pangkat empat ), baik pada inspirasi maupun pada fase ekspirasi. Terdapat mekanisme klep yaitu terperngkapnya udara yang menimbulkan overinflasi dada. Pertukaran udara yang terganggu menyebabkan ventilasi berkurang dan hipoksemia, peningkatan frekuensi nafas sebagai kompensasi. Pada keadaan sangat berat dapat terjadi hiperkapnia. Obstruksi total dan terserapnya uadra dapat menyebabkkan atelektatis.
Gangguan respiratorik jangka panjang pasca bronkiolitis dapat timbul berupa batuk berulang, mengi, dan hiperreaktivitas bronkus, yang cinderung membaik sebelum usia sekolah. Komplikasi jangka panjang lain yaitu bronkiolitis obliterans dan sindrom paru hiperlusen unilateral ( Sindrom Swyer – James ), sering dihubungkan dengan adenovirus.

E. PATHWAY
Virus

Akumulasi mucus, debris edema

Obstruksi Bronkiolus


Resistensi aliran udara Obstruksi total

Berbanding terbalik Atelektasis

Fase inspirasi Fase ekspirasi Gangguan respiratorik


Mekanisme klep Batuk, mengi, hiperreaktivitas
bronkus
Overinflasi dada


F. KOMPLIKASI

1. Hipertensi Paru
2. Ca paru akibat metaplasia & displasia.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Ro thorak.
2. Pemeriksaan AGD.
3. Pemeriksaan laborat.
4. Foto dada AP dan lateral : hiperinflasi paru, diameter anteroposterior membesar pada foto lateral, dapat terlihat bercak konsilidasi yang terbesar.
5. Analisis gas darah : hiperkarbia sebagai tanda air trapping, asidosis metabolic, atau respiratorik.
6. Pemeriksaan deteksi cepat antigen RSV yang dapat dikerjakan secara beside.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Pemberian antibiotik
2. Peningkatan asupan cairan
3. Pemberian bronkodilator,ekspectoran,oksigen ssi indikasi
4. Istirahat : utk menurunkan kebutuhan oksigen
5. Postural Drainase.
6. Pen-kes : menghidari polutan.
7. Oksigen 1-2 L/menit.
8. IVFD :
a. Neonatus : dekstrose 10% : NaCI 0,9% = 4:1, + KCI 1-2mEq/kgBB/hari.
b. Bayi > I bulan : dekstrose 10% : NaCI 0,9% = 3:1, + KC1 10 mEq/500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
9. Koreksi gangguan asam basa dan elketrolit.
10. Antibiotik sebenarnya tidak diperlukan, tetapi karena sukar dibedakan dengan pneumonia interstisialis, antibiotik tetap diberikan.
Untuk kasus bronkiolitis community base :
a. Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
b. Kloramfenikol 75mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus bronkiolitis hospital base :
a. Sefotaksim 100mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian.
b. Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian.
11. Steroid : deksametason 0,5 mg/kgBB inisial, dilanjutkan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis.
12. Inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.

I. FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Riwayat kesehatan lengkap
2. Pemajanan zat iritan
3. Kaji adanya :
a. Produksi mucus kental
b. Batuk produktif dg dahak purulen.
c. Dispneu
d. Demam
e. Suara nafas tambahan
f. Nyeri




J. FOKUS INTERVENSI

1. Diagnosa 1 dan 2
a. Kaji pernafasan ( kedalaman,irama, penggunaan otot pernafasan,cuping hidung dan adanya batuk )
b. Kaji adanya bunyi nafas tambahan.
c. Berikan oksigen dg humidifikasi
d. Tinggikan kepala saat tidur 30-40 derajat dg kepala sedikit ekstensi.
e. Berikan istirahat dan aktifitas scr periodic
f. Lakukan fisioterapi dada bila perlu.
g. Berikan bronkodilator ssi indikasi
h. Monitor nadi ( hipoksia menyebabkan takikardia )
i. Periksa AGD
2. Diagnosa 2
a. Berikan makanan sedikit sedkit tapi sering
b. Beri makanan yg disukai/menarik
c. Lakukan oral hygiene sblm makan.
d. Beri makan yg tinggi kalori dan protein
e. Timbang BB ssi protokol
3. Diagnosa 3
a. Kaji tingkat respon thd aktifitas
b. Rencanakan perawatan utk memeberikan istirahat yg optimal
c. Beri oksigen ssi kebutuhan
d. Rencanakan/instruksikan pasien utk menghemat energi ( pilih permainan yg tdk membutuhkan banyak enrgi : game,nonton televisi dll )
e. Berikan istirahat diantara aktivitas.
4. Diagnosa 4
a. Anjurkan or-tu utk tetap menemani anak
b. Gunakan komunikasi teraupetik
c. Berikan terapi bermain ssi dg usia dan kondisi
d. Jelaskan semua prosedur yg akan dilakukan
e. Ajarkan or-tu utk mengekspresikan perasaan scr verbal.
f. Libatkan or-tu dlm perawatan anak.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas B.D obstruksi trakheobronkial/adanya secret
2. Gangguan pertukaran gas B.D vasokonstriksi alveolar,penumpukan secret
3. Perubahan nutrisi : kurang dr kebutuhan tubuh B.D meningkatnya metabolisme.
4. Intoleransi aktifitas B.D ketidakseimbangan antra suplai oksigen dan kebutuhan oksigen
5. Kecemasan anak/orang tua B.D kesukaran bernafas/hospitalisasi.

No comments:

Post a Comment