Asuhan Keperawatan

My Blog List

Saturday, February 26, 2011

KONTRASEPSI
A. DEFINISI

Kontrasepsi (Contraception) adalah alat, obat, efek atau tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kehamilan. Secara halus, kontrasepsi diistilahkan juga sebagai Keluarga Berencana atau KB. Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim.Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen ,dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan.Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran ,yang dapat dibeli dengan bebas.
Berbeda dengan aborsi, kontrasepsi menghindari kehamilan dengan mencegah terjadinya pembuahan itu sendiri. Sedangkan aborsi adalah mencegah berlanjutnya kehamilan setelah kehamilan itu terjadi.

B. METODE KONTRASEPSI

1. Metode Alami : yaitu dengan mengetahui kapan persisnya masa subur, dan sebagai metode kontrasepsi, menghindari terjadinya pembuahan pada masa subur tersebut.
a) Metode LAM - khusus untuk ibu menyusui ASI eksklusif
b) Metode Kesadaran kesuburan atau Metode KB Alami[2]
c) Metode Kalender - Sudah ketinggalan zaman dan digantikan dengan metode di atas.
2. Metode Dalam Rahim
a) IUD
b) IUS
3. Metode Hormonal
a) Metode Hormonal Kombinasi (estrogen + progesteron)
 Cincin Vagina
 Pil KB
 Suntik Lunelle
b) Metode Hormonal Progesteron Saja
 Pil POP
 Suntik Depo Provera
 Susuk KB
4. Metode Penghalang
a) Kondom
b) Diafragma
c) Lea's shield
d) Cervical cap
e) Contraceptive sponge
5. Sterilisasi atau kontrasepsi mantap
a) Tubektomi
b) Vasektomi

C. KEUNTUNGAN KONTRASEPSI
Ada bermacam-macam alasan pribadi: untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, mencegah kehamilan di luar nikah dan mengurangi resiko terjangkit penyakit hubungan seksual. Secara internasional, kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dunia dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia.
D. SERBA-SERBI KONTRASEPSI
Mengambil keputusan yang tepat untuk sebuah keluarga yang terencana bukanlah hal mudah. Seyogyanya, pasangan harus mengetahui fakta dan informasi yang benar seputar kontrasepsi, termasuk plus minusnya agar semakin mantap membuat keputusan yang tepat.
Zaman sekarang banyak wanita lebih memilih oral kontrasepsi atau lebih dikenal sebagai pil KB. Kenapa begitu? Selain paling efektif, aman dan efek sampingnya relatif rendah, penggunaannya juga praktis.
Pil kontrasepsi yang banyak beredar di pasaran umumnya tersedia dalam bentuk calendar pack. Setiap kemasan berisi 21 buah pil aktif yang harus diminum setiap hari selama 21 hari. Menstruasi akan terjadi saat minum plasebo atau pada interval 7-hari bebas minum pil.
Pil kontrasepsi kombinasi mengandung estrogen dan progestin / progesteron.Ada pula pil kontrasepsi dengan efektivitas lebih rendah karena hanya mengandung progesteron (POP = progestin-only-pill), biasanya digunakan pada masa menyusui.
E. MACAM-MACAM KONTRASEPSI
Supaya bisa memutuskan pilihan yang paling tepat sesuai kebutuhan dan kondisi Anda, ayo kenali berbagai jenis alat kontrasepsi dan cari tahu mana yang sesuai untuk Anda.
Efektivitas suatu metode kontrasepsi biasanya dinyatakan dengan angka z (PI). Angka ini menunjukkan jumlah kehamilan yang terjadi pada 100 wanita bila menggunakan metode kontrasepsi tersebut selama 1 tahun. Angka PI yang semakin kecil menandakan semakin efektifnya metode kontrasepsi tersebut.
1. KONTRASEPSI STERILISASI
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.
2. KONTRASEPSI TEKNIK
a) Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.
b) Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
c) Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
3. KONTRASEPSI MEKANIK
a) Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini:
 Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
 Membutuhkan waktu untuk pemasangan
 Mengurangi sensasi seksual
b) Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
c) Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.
d) IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus:
Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil
Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat.
4. KONTRASEPSI HORMONAL
Dengan fungsi utama untuk mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi), kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal, yaitu:
• Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli, kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
• Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon.
a) Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception)
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
 Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
 Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
 Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan
Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.
 MANFAAT TAMBAHAN OC
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu seperti:
 Manfaat penyembuhan OC:
• Menyembuhkan kelainan menstruasi
Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:
 Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
 Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
 Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
 Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.
• Mengatasi masalah hiper-androgenisme
Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido).
Wanita usia reproduktif (± 15 - 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan:
 Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern)
 Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.
OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat.
Berbeda dengan obat-obatan topikal dan antibiotik yang membunuh bakteri dan mengobati infeksi di permukaan kulit, CPA langsung bekerja pada akar masalah yaitu dengan mencegah produksi minyak yang berlebihan. Tetapi karena obat ini bekerja step-by-step dari dalam tubuh untuk menormalkan kadar hormon androgen, perbaikan pada kulit wajah baru bisa dilihat setelah 1-3 bulan pemakaian.
• Manfaat pencegahan, yaitu OC mengurangi resiko terkena:
 Infeksi pada organ reproduksi internal, s/d 50%
 Kanker ovarium dan endometrium, s/d 40%
 Benjolan jinak payudara, s/d 40%
 Kista ovarium, s/d 80%
 Infertilitas primer, s/d 40%
 Kehamilan ektopik (di luar kandungan), s/d 90%
 CARA MINUM OC
OC harus diminum tiap hari dengan cara mengikuti petunjuk nama hari yang tertera di blisternya. Untuk memulai blister pertama Anda, mulailah minum pil pada hari pertama haid, misalnya: Anda mendapat haid pada hari Rabu maka ambil pil yang dibawahnya ada tanda Rabu. Lanjutkan minum pil setiap hari sampai habis (21 hari) yang pasti jatuh pada hari Selasa. Kemudian berhenti minum pil selama 7 hari (akan terjadi menstruasi). Setelah 7 hari bebas pil ini, lanjutkan minum pil dari kemasan yang baru pada hari Rabu lagi, jadi untuk blister ke-2 dst, selalu ikuti siklus 21 hari minum pil +7 hari bebas tablet.
b) Suntik
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.
c) Susuk KB (Implan)
Depot progesteron, pemasangan dan pencabutan harus dengan operasi kecil.
d) Koyo KB (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering menimbulkan reaksi alergi.
e) Disclaim
Data dan informasi yang ditampilkan di situs ini disediakan atas kerjasama kami dengan perusahaan yang memproduksi produk tersebut dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menampilkan data dan informasi seakurat mungkin, namun medicastore dan semua mitra yang menyediakan data dan informasi tidak bertanggung jawab atas segala kesalahan dan keterlambatan memperbarui data atau informasi, atau segala kerugian yang timbul karena tindakan yang berkaitan dengan penggunaan informasi yang disajikan.




F. CONTOH GAMBAR KONTRASEPSI





Barrier
Kontrasepsi barrier atau penghalang terdiri atas ; Kontrasepsi kondom, Kontrasepsi diafragma dan cervical cap, Spermisida

Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang menggunakan preparat hormonal yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen bekerja dengan cara mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum, atau implantasi. Ovulasi dihambat

Mekanik
Kontrasepsi mekanik antara lain;AKDR (spiral)AKDR adalah alat yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu

Kondom
Kontrasepsi kondom khusus digunakan hanya bagi pihak lelaki. Kondom untuk lelaki bekerja dengan cara menampung air mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita.

Diafragma & Cervical Cap
Diafragma dan kap servikal adalah merupakan kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi wanita. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang

Spermisida
Spermisida adalah agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan) sperma. Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum

Pil Sekuensial
Pil Sekuensia ini merupakan kombinasi antara pil estrogen dan pil kombinasi. Cara pemakainnnya dengan diberikan estrogen terlebih dahulu selama 14-16 hari pertama, selanjutnya kombinasi estrogen

Kontrasepsi Suntikan Progestin
Kontrasepsi suntikan progestin mencegah kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti progestin pil namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan intramuskular (dalam otot ). Yang digunakan adalah

Kontrasepsi Suntikan
Maksud istilah kombinasi disini adalah suntikan Estrogen-Progesteron.Dengan diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat

Pil Kombinasi
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks

Kontrasepsi Pil Progestin
Kontrasepsi pil progestin bekerja mencegah kehamilan dengan cara mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium

Patch
Kontrasepsi patch ini didesain untuk melepaskan 20µg ethinyl estradiol dan 150 µg norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
Alat kontrasepsi bawah kulit atau dikenal juga dengan istilah implant progestin umumnya berupa kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang mengandung 36mg levonorgestrel yang dimasukkan

Friday, February 25, 2011

NUTRISI IBU HAMIL, HYGIENE SELAMA KEHAMILAN, AKTIFITAS PADA IBU HAMIL



Bagi ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan yang harus diperhatikan adalah vitamin dan mineral karena penting bagi kesehatan dirinya dan janin. Nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan antara lain:
1. Protein, sangat besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah.
2. Karbohidrat, dibutuhkan untuk energi tubuh sehari-hari.
3. Kalsium, di masa kehamilan, kalsium penting untuk membantu pertumbuhan si jabang bayi.
4. Zat besi, amat penting dalam membantu proses produksi sel-sel darah merah, utamanya untuk mencegah timbulnya anemia.
5. Asam folik, berdasar beberapa temuan para pakar kesehatan, wanita hamil yang kekurangan asam folik besar risikonya mengalami keguguran ataupun kerusakan pada janin.
6. Lemak, bagi wanita hamil, lemak besar sekali manfaatnya untuk cadangan energi tubuh, agar sebentar-sebentar tubuh tidak terasa lelah. Conectique.com)

NUTRISI PENTING SELAMA HAMIL
Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat – terutama perkembangan otak dan susunan syaraf — dan membutuhkan asupan giziyang optimal.
Nutrisi yang diperlukan adalah:
1. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
2. Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan.
3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur – sayuran.
4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji – bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan,asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsiumakan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyakvitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C. (conectique.com)

Kebutuhan Makan Ibu Hamil dalam Sehari
Bahan makanan Wanita dewasa
tidak hamil Ibu hamil
Triwulan I Triwulan II Triwulan III
Nasi
Ikan
Tempe
Sayuran
Buah
Gula
Susu
Air 3 ½ piring
1 ½ potong
3 potong
1 ½ mangkuk
2 potong
5 sdm
-
4 gelas 3 ½ piring
1 ½ potong
3 potong
1 ½ mangkuk
2 potong
5 sdm
1 gelas
6 gelas 4 piring
2 potong
4 potong
3 mangkuk
2 potong
5 sdm
1 gelas
6 gelas 3 piring
3 potong
5 potong
3 mangkuk
2 potong
5 sdm
1 gelas
6 gelas

PENGAWASAN WANITA HAMIL
1. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Baju hendaknya longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering hamil, maka pemakaian setagen untuk menunjang otot-otot perut baik dinasihatkan. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh.
Mammae yang bertambah besar juga membutuhkan kutang atau BH yang lebih besar dan cukup menunjang. Mammae hendaknya dipelihara seperti telah dikemukakan agar kelak dapat menyusui bayi yang dilahirkan.

2. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Hal ini penting dalam pengawasan ibu hamil. Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus inersia uteri, hemaragia postpartum, sepsis puerperalis, dan sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan karena wanita tersebut salah mengerti bahwa ia makan untuk “dua orang” dapat pula mengakibatkan komplikasi antara lain pre-eklampsia, bayi terlalu besar, dan sebagainya. Anjurkanlah wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk antara lain pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mamma yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Tentang kebutuhan protein, mineral dan vitamin pada waktu hamil dan tidak hamil telah diuraikan di atas. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg. bila badan naik lebih dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih-lebih sayur-mayur dan buah-buahan. Bila berat badan tetap saja atau menurun semua makanan dianjurkan, terutama yang mengandung protein dan besi. Seandainya terdapat edema pada kaki, sedangkan kenaikan berat badan sesuai dengan kehamilan, maka anjurkan untuk tidak memakan makanan yang mengandung garam atau makanan yang kaya akan ion natrium dan klorida. Waktu hamil hendaknya diberikan pula pengertian tentang Keluarga Berencana.

3. Perawatan gigi geligi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Tindakan penambalan gigi dan percabutan gigi jarang merupakan kontraindikasi.
Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septikemia, sepsis puerelis, oleh karena infeksi yang menyebar ke mana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengizinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil.
Imunisasi :
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri dibolehkan mengambil vaksiniasi ulangan terhadap cacar, kolera dan tifus. Di Indonesia dahulu perencanaan merupakan suatu keharusan bagi tiap penduduk, maka untuk wanita hamil pencacaran itu umumnya merupakan pencacaran ulang dan tidak seberapa membahayakan. Akan tetapi, bila ada wabah, maka pencacaran biar pun untuk pertama kali hendaknya tetap dijalankan untuk melindungi ibu dan janin. Infeksi pada janin melalui plasenta dapat terjadi dan variola rupanya dapat berkaitan fatal bagi janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Umum berpendapat bahwa infeksi trasplansental itu hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama kali dicacar. Kmaka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu.
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetaus pada ibu hamil.




4. Wanita Pekerja
Wanita hamil boleh bekerja, tatapi jangan terlalu berat. Lakukan istirahat sebanyak mungkin. Menurut undang-undang perubahan, wanita hamil berhak mendapat cuti hamil satu setengah bulan sebelum bersalin dan satu-setengah bulan setelah bersalin.
Hendaknya menasihatkan pada wanita hamil agar segera ke dokter atau ke rumah sakit bila terjadi perdarahan per vaginam. Demikian pula bila ada rasa sakit di perut, bila suhu badannya naik tinggi, berkeringat banyak, pengelihatan berkurang atau mata berkunang-kunang, kencing sedikit, keluar cairan dari vagina dan sebaiknya. Hendaknya keluhan-keluhan ini ditanggapi dengan baik oleh pengawas kehamilan itu.
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, tanda-tanda permulaan persalinan secara sederhana harus diberitahukan kepada wanita hamil itu. Beritahukan bahwa his akan mulai timbul, mula-mula lemah, lamanya tiap 15 detik dengan jarak antara 30 menit sampai 15 menit. Akan tetapi, dalam beberapa jam akan lebih sering dan lebih kuat. Ada kalanya his menjadi berkurang dan hilang sama sekali. Ini dikenal sebagai false labour. Jika his lebih terasa dan timbul tiap sepuluh menit, maka baiklah disuruh segera ke rumah sakit atau rumah bersalin, atau memanggil bidan bila persalinan akan dilakukan dirumah sakit atau rumah. His makin lama makin kuat dan sering dan biasanya diikuti oleh keluarnya lendir bersemu darah. Lendir berasal dari kanalis servikalis dan perdarahan oleh karena adanya pembuluh-pembuluh darah yang pecah pada waktu serviks mendatar. Bila perdarah lebih banyak, serharusnya wanita itu disuruh segera masuk rumah sakit. Kadang-kadang ketuban pecah lebih dahulu sebelum ada his yang teratur. dalam hal ini wanita hamil itu harus segera masuk rumah sakit pula.
Berikan sekedar peringertian apa yang akan terjadi pada kala I untuk ketenangan wanita yang sedang bersalin itu, dan jika dapat, sebaiknya ia didampingi oleh salah seorang perawat, bidan atau salah seorang anggota keluarganya, misalnya suaminya, atau ibunya. Hal akhir ini dipertimbangkan apakah memang diperlukan. Tidak jarang wanita perlu diistirahatkan; dalam hal ini lebih baik ia tidak ditemani anggota keluarga. Akhirnya perlu dianjurkan untuk memikirkan adanya faktor-faktor resiko tinggi seperti umur penderita lebih dari 35 tahun, hipertensi, penyakit jantung dan sebagainya untuk dirujuk ke tempat kesehatan kompeten.

5. Hygiene selama kehamilan
Kesehatan rohani dan jasmani saat hamil sangat penting karena berkaitan dengan pertumbuhan rohani dan jasmani janin dalam rahim. Kini sudah banyak wanita karier yang bekerja di luar rumah sebanding dengan perkembangan kemajuan pendidikan. Untuk mempertahankan kesehatan rohani dan jasmani perlu melakukan aktivitas dan olah raga. Wanita hamil boleh melakukan kerja di luar rumah sesuai dengan bidang yang dapat di tekuninya. Pekerjaan dalam rumah tanggapun tidak dihalangi sepanjang dapat di lakukan. Pekerjaan jangan dipaksakan sehingga istirahat yang cukup selama kurang lebih 8 jam sehari. Istirahat berbaring dapat memperbaiki peredaraan darah. Pekerjaan berat dan strees dapat menimbulkan gangguan hormonal sampai keguguran atau persalinan prematuritas. Senam hamil dapat dilakukan dalam batas tertentu dengan bimbingan instruktur.
Ibu hamil dan menyusui juga penting memperhatikan kebersihan badan. Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil banyak keringat, terutama di daerah lipatan kulit. Mandi dua – tiga kali sehari membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi. Putting susu perlu mendapat perhatian khusus, membersihkan putting susu sambil menarik keluar ASI. Pakaian sebaiknya dari bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga badan selalu kering terutama di daerah lipatan kulit.

6. Perawatan Payudara
Masa kehamilan kadang menimbulkan perasaan lesi dan lebih sehingga muncul rasa malas. Walaupun demikian ibu hamil hendaknya tetap merawat tubuhnya, misalnya, menjaga kebersihan gigi, rambut, kulit dan pakaian yang dikenakan sesuai dan bersih, juga merawat payudara. Mengapa perawatan payudara penting? Karena pada tubuh yang sehat, bersih dan terawat pada akhirnya akan menimbulkan rasa segar dan gairah hidup. Sehingga akan mengusir rasa lelah itu sendiri. Khususnya dalam hal merawat payudara, baik selama masa kehamilan maupun setelah bersalin, selain akan menjaga bentuk payudara juga akan memperlancar keluarnya ASI.
























Thursday, February 24, 2011

SPINA BIFIDA



A. DEFINISI
Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Spina bifida adalah gagal menutupnya columna vertebralis pada masa perkembangan fetus. Defek ini berhubugan dengan herniasi jaringan dan gangguan fusi tuba neural. Gangguan fusi tuba neural terjadi sekitar minggu ketiga setelah konsepsi, sedangkan penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Beberapa hipotesis terjadinya spina bifida antara lain adalah :
1. Terhentinya proses pembentukan tuba neural karena penyebab tertentu.
2. Adanya tekanan yang berlebih dikanalis sentralis yang baru terbentuk sehingga menyebabkan ruptur permukaan tuba neural.
3. Adanya kerusakan pada dinding tuba neural yang baru terbentuk karena suatu penyebab.
Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
Spina adalah tonjolan, sedangkan Bifida adalah terbelah. Ini adalah kelainan bawaan di mana tulang belakang terbelah (terbuka), yang biasanya terjadi pada dinding belakang. Celah pada tulang belakang itu terjadi karena ada satu atau beberapa bagian vertebra (tulang belakang) gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Hal ini bisa terjadi pada saat 28 hari bayi dalam kandungan.
B. ETIOLOGI
Resiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya.
Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir.
Kelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderita spina bifida:
• Hidrosefalus
• Siringomielia
• Dislokasi pinggul.
Beberapa jenis spina bifida :
1. Okulta : merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.
Gejalanya :
 Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang).
 Lekukan pada daerah sakrum.
2. Meningokel : meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan dari cairan dibawah kulit.
 menonjolnya meninges
 sumsum tulang belakang
 cairan serebrospinal
3. Mielokel : jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak kasar da merah.

C. MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena.
Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala; sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar saraf yang terkena.
Terdapat beberapa jenis spina bifida:
1) Spina bifida okulta : merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.
2) Meningokel : meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit.
3) Mielokel : jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak kasar dan merah.
Gejalanya berupa:
 penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir
 jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.
 kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki
 penurunan sensasi
 inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja
 korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis).

D. PATOFISIOLOGI
Cacat terbentuk pada trisemester pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut sehingga bagian yang telah menyatu (prosesus nasalis dan maksilaris) pecah kembali. (Media Aesculapius. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 2. 2000. Jakarta: MA.)
Hidrosefalus seringsepalus empuan 3 kali lebih dominan. pusatsi i foramen Luschkahasilkan peningkatan tekanan dan dilatasi dari aliran proksikali dihubungkan dengan Mielomeningokel yang seharusnya diamati perkembangannya pada bayi. Pada kasus yang masih tersisa terdapat riwayat infeksi intrauterin (toksoplasmosis, sitomegalovirus), perdarahan perinatal (anoksik atau traumatik), dan meningoensepalitis neonatal (bakteri atau virus).

E. KOMPLIKASI
Terjadi pada salahsatu syaraf yang terkena dengan menimbulkan suatu kerusakan pada syaraf spinal cord, dengan itu dapat menimbulkan suatu komplikasi tergantung pada syaraf yang rusak.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diagnostik :
 USG : Untuk mengetahui apakah ada kelainan spina bifida pada bayi yang dikandung adalah melalui pemeriksaan USG. Hal itu dapat diketahui ketika usia bayi 20 minggu.
 Pemeriksaan darah pada ibu.
Dengan teknik AFP : hanya membutuhkan sedikit sampel darah dari lengan ibu dan tidak beresiko terhadap janin. Bila hasil skrining positif biasanya diperlukan test lanjutan untuk memastikan adanya kelainan genetik pada janin yang lahir kelak menderita cacat.
 Pemeriksaan air ketuban ibu

G. PENATALAKSAAN
Semua ibu sangat disarankan agar rajin memeriksakan kandungan pada trimester pertama. Jika memang ditemukan kelainan spina bifida pada bayi, maka disarankan tindakan selanjutnya adalah operasi secepatnya setelah bayi lahir. Karena akan lebih berarti jika tindakan operasi langsung dilakukan, dikhawatirkan jika dibiarkan maka spina bifida tersebut akan dapat terus membesar.
Untuk menghindari si kecil terkena spina bifida, Moms disarankan mengonsumsi vitamin B9 atau asam folat, menjelang dan selama hamil. Asam folat banyak terdapat dalam sayuran hijau daun seperti bayam, silver beet, brokoli, apokat, pisang, jeruk, berry, telur, ragi (vegemite), serta aneka makanan lain yang diperkaya asam folat (nasi, pasta, kedelai, cereal).

H. KONSEP TUMBUH KEMBANG
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang :
• Faktor genetik
Faktor genetik merupakan dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik adalah sebagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa,. Potensi genetik yang bermutu jika berinteraksi dengan lingkungan secara positif akan dicapai hasil akhir yang optimal.
Faktor herediter, sebagai faktor yang sudah dipastikan. 75% dari faktor keturunan resesif dan 25% bersifat dominan. Mutasi gen. Kelainan kromosom,
• Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang baik memungkinkan potensi bawaan tercapai, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “ bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayat, antara lain :
 Faktor usia ibu
 Obat-obatan.
Asetosal, Aspirin (SCHARDEIN-1985) Rifampisin, Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam Flufetamat, Ibuprofen, Penisilamin, Antihistamin dapat menyebabkan celah langit-langit. Antineoplastik, Kortikosteroid.
 Nutrisi
 Penyakit : infeksi Sifilis, virus rubella
 Radiasi
 Stres emosional
 Trauma (trimester pertama)
• Faktor psikososial
Respon orang tua terhadap bayi/anak :
 Rasa bersalah
 Kemampuan membuat keputusan tentang pengobatan/ tindakan segera
 Kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain.
Pertumbuhan dan Perkembangan selama masa bayi :

Fisik Motorik kasar Motorik halus
- Penambahan berat badan 150 sampai 210 gr setiap minggu selama 6 bulan pertama.
- Penambahan tinggi badan 2,5 cm setiap bulan selama 6 bulan pertama.
- Peningkatan lingkar kepala sebesar 1,5 cm setiap bulan selama 6 bulan pertama.
- Ada refleks primitif dan kuat
- Refleks mata boneka dan refleks dansa menghilang.
- Pernafasan hidung harus terjadi. - Memilih posisi fleksi dengan felvis tinggi tetapi lutut tidak dibawah abdomen bila telengkup.
- Dapat memutar kepala dari satu sisi ke sisi lain bila telengkup.
- Mengalami head lag yang nyata, khususnya bila menarik kepala dari posisi berbaring ke posisi duduk.
- Menahan kepala sebentar secara faralel dan dlam garis tengah dan tertahan dlam posisi telengkup.
- Menunjukan refleks leher tonik asimetris bila telentang
- Bila menahan dalam posisi berdiri, tubuh lemas pada lutut dan panggul - Tangan tertutup secara umum.
- Refleks menggenggam kuat.
- Tangan mengatup pada kontak dengan mainan.


I. PENGOBATAN
Tujuan dari pengobatan awal adalah:
 Mengurangi kerusakan saraf akibat spina bifida
 Meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi)
• Pembedahan dilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk fisik yang sering menyertai spina bifida.
• Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat fungsi otot.
• Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya, diberikan antibiotik
• Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukan penekanan lembut diatas kandung kemih.
• Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantu memperbaiki fungsi saluran pencernaan

J. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester pertama, wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindroma Down dan kelainan bawaan lainnya. 85% wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida, akan memiliki kadar serum alfa fetoprotein yang tinggi. Tes ini memiliki angka positif palsu yang tinggi, karena itu jika hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan USG yang biasanya dapat menemukan adanya spina bifida.
Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban).
Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut:
- Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan.
- USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pda korda spinalis maupun vertebra
- CT scan atau MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan.
K. Pencegahan
• Resiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat.
• Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus ditangani sebelum wanita tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini.
• Pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian keperawatan
- Riwayat prenatal
- Riwayat keluarga dengan defek spinal cord
- Pemeriksaan fisik :
• Adanya myelomeningocele sejak lahir
• Peningkatan lingkar kepala
• Hipoplasi ekstremitas bagian bawah
• Kontraktur/ dislokasi sendi
• Adanya inkontinensia urin dan feses
• Respon terhadap stimulasi
• Kebocoran cairan cerebrospinal
Diagosa keperawatan :
1. Risiko tinggi infeksi b.d spinal malformation, luka operasi dan shunt
Ganguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan :
1. Anak bebas dari infeksi
2. Anak menunjukan respon neurologik yang normal
Kriteria hasil :
- Suhu dan TTV normal
- Luka operasi, insisi bersih
Intervensi Rasional
- Monitor tanda-tanda vital. Observasi tanda infeksi : perubahan suhu, warna kulit, malas minum , irritability, perubahan warna pada myelomeingocele.
- Ukur lingkar kepala setiap 1 minggu sekali, observasi fontanel dari cembung dan palpasi sutura kranial
- Ubah posisi kepala setiap 3 jam untuk mencegah dekubitus
- Observasi tanda-tanda infeksi dan obstruksi jika terpasang shunt, lakukan perawatan luka pada shunt dan upayakan agar shunt tidak tertekan Untuk melihat tanda-tanda terjadinya resiko infeksi
Untuk melihat dan mencegah terjadinya TIK dan hidrosepalus
Untuk mencegah terjadinya luka infeksi pada kepala (dekubitus)
Menghindari terjadinya luka infeksi dan trauma terhadap pemasangan shunt

2. Berduka b.d kelahiran anak dengan spinal malformation
Tujuan :
Orangtua dapat menerima anaknya sebagai bagian dari keluarga
Kriteria hasil :
- Orangtua mendemonstrasikan menerima anaknya dengan menggendong, memberi minum, dan ada kontak mata dengan anaknya
- Orangtua membuat keputusan tentang pengobatan
- Orangtua dapat beradaptasi dengan perawatan dan pengobatan anaknya
Intervensi Rasional
- Dorong orangtua mengekspresikan perasaannya dan perhatiannya terhadap bayinya, diskusikan perasaan yang berhubungan dengan pengobatan anaknya
- Bantu orangtua mengidentifikasi aspek normal dari bayinya terhadap pengobatan
- Berikan support orangtua untuk membuat keputusan tentang pengobatan pada anaknya Untuk meminimalkan rasa bersalah dan saling menyalahkan
Memberikan stimulasi terhadap orangtua untuk mendapatkan keadaan bayinya yang lebih baik
Memberikan arahan/suport terhadap orangtua untuk lebih mengetahui keadaan selanjutnya yang lebih baik terhadap bayi

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kebutuhan positioning, defisit stimulasi dan perpisahan
Tujuan :
Anak mendapat stimulasi perkembangan
Kriteria hasil :
- Bayi / anak berespon terhadap stimulasi yang diberikan
- Bayi / anak tidak menangis berlebihan
- Orangtua dapat melakukan stimulasi perkembangan yang tepat untuk bayi / anaknya
Intervensi Rasional
- Ajarkan orangtua cara merawat bayinya
dengan memberikan terapi pemijatan bayi
- Posisikan bayi prone atau miring kesalahasatu sisi
- Lakukan stimulasi taktil/pemijatan saat melakukan perawatan kulit Agar orangtua dapat mandiri dan menerima segala sesuatu yang sudah terjadi
Untuk mencegah terjadinya luka infeksi dan tekanan terhadap luka
Untuk mencegah terjadinya luka memar dan infeksi yang melebar disekitar luka

4. Risiko tinggi trauma b.d lesi spinal
Tujuan :
Pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah/lesi spinal
Kriteria Hasil:
- Kantung meningeal tetap utuh
- Sisi pembedahan sembuh tanpa trauma
Intervensi Rasional
Rawat bayi dengan cermat
Tempatkan bayi pada posisi telungkup atau miring
Gunakan alat pelindung di sekitar kantung ( mis : slimut plastik bedah)
Modifikasi aktifitas keperawatan rutin (mis : memberi makan, member kenyamanan) Untuk mencegah kerusakan pada kantung meningeal atau sisi pembedahan
Untuk meminimalkan tegangan pada kantong meningeal atau sisi pembedahan
Untuk memberi lapisan pelindung agar tidak terjadi iritasi serta infeksi
Mencegah terjadinya trauma

5. Resiko tinggi cedera b.d peningkatan intra kranial (TIK)
Tujuan : pasien tidak mengalami peningkatan tekanan intrakranial
Kriteria Hasil : anak tidak menunjukan bukti-bukti peningkatan TIK
Intervensi Rasional
Observasi dengan cermat adanya tanda-tanda peningkatan TIK
Lakukan pengkajian Neurologis dasar pada praoperasi
Hindari sedasi
Ajari keluarga tentang tanda-tanda peningkatan TIK dan kapan harus memberitahu Untuk mencegah keterlambatan tindakan
Sebagai pedoman untuk pengkajian pascaoperasi dan evaluasi fungsi firau
Karena tingat kesadaran adalah pirau penting dari peningkatan TIK
Praktisi kesehatan untuk mencegah keterlambatan tindakan

6. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit dan eleminasi urin b.d paralisis, penetesan urin yang kontinu dan feses
Tujuan :
pasien tidak mengalami iritasi kulit dan gangguan eleminasi urin
Kriteria hasil :
kulit tetap bersih dan kering tanpa bukti-bukti iritasi dan gangguan eleminasi.
Intervensi Rasional
Jaga agar area perineal tetap bersih dan kering dan tempatkan anak pada permukaan pengurang tekanan.
Masase kulit dengan perlahan selama pembersihan dan pemberian lotion.
Berikan terapi stimulant pada bayi Untuk mengrangi tekanan pada lutut dan pergelangan kaki selama posisi telengkup
Untuk meningkatkan sirkulasi.
Untuk memberikan kelancaran eleminasi


DAFTAR PUSTAKA
Markum A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : EGC, 2002.
Media Aesculapius. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 2. Jakarta: MA, 2000.
Whaley’s and Wong. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edis 4. Jakarta : EGC, 2003.
(http://www.medicastore.com/
Mei 13, 2009
Kategori: Asuhan Keperawatan . . Penulis: zaa23

Wednesday, February 23, 2011

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SEX EDUCATION

SEX EDUCATION BAGI ANAK

1. Pengertian
a. Menurut Islam
Menurut Dr. A. Nastih Ulwa dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam pendiikan sex adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan pada anak sejak ia mengerti masalah yang berkenan dengan sex naluri dan perkawinan.
b. Menurut Sarlito
Dalam bukunya Psikologi Remaja (1994). Secara umum sex educatin adalah suatu informasi mengenai personal seksualitas manusia yang jelas dan benar. Yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran tingkah laku seksual, hubungan seksual dan aspek-aspek kejiwaan dan kemasyarakatan.
c. Menurut Nikmatul Faiqoh
Sex Education/pendidikan sex berarti pendidikan seksualitas yaitu suatu pendidikan mengenai seksualitas dalam arti luas. Seksualitas meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks yaitu aspek biologis, orientasi, nilai sosiokultural dan moral.serta perilaku.
2. Pokok-Pokok Pendidikan Seksual
Secara praktis yang perlu diterapkan dan diajarkan pada anak
1. Menanamkan Rasa Malu Pada Anak
Rasa malu harus ditanamkan sedari dini, walau masih kcil jangan biasakan bertelanjang di depan orang lain.
Misalnya: saat keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian.
2. Memperjelas Identitasnya.
Secara fisik dan psikis ada beda antara laki-laki dan wanita. Perbedaan ini diciptakan oleh Allah bukan untuk saling merendahkan. Namun semata-mata karena berbedanya fungsi yang kelak akan diperankan. Agar masing-masing fitrah terjaga. Islam memberikan tuntunan agar laki-laki tidak menyerupai wanita atau sebaliknya. Oleh karena itu harus dibiasakan sejak kecil. Anak-anak berpakaian sesuai jenis kelamin.
3. Memisahkan Tempat Tidurnya
Abu Dawud meriwayatkan dengan Sanad Hasan bahwa Rasullullah SAW. Bersabda: ”Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia 7 tahun dan pukulah mereka jika enggan melakukannya ketika sudah berumur 10 tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.
4. Mengajarkan Adab Masuk Rumah.
Dengan membiasakan mengucap salam saat akan masuk rumah, meminta ijin ketika akan masuk rumah orang lain, tidak mengintip rumah orang lain.
5. Mendidik Menjaga Kebersihan Alat Kelamin.
Selain agar bersih dan sehat, sekaligus juga mengajari anak perihal najis, anak harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya (toilet traning) ini akan membentuk pada diri anak sikap hati-hati, mandiri. Mampu menguasai diri dan santun dalam memenuhi hajatnya.



6. Mengenal Mahramnya.
Mahram adalah orang yang haram dinikahi. Dengan memahami kedudukan mahram, diupayakan agar anak mampu menjaga pergaulannya sehari-hari dengan selain mahramnya. Sekaligus paham akan haramnnya incest (perkawinan se-mahram).
7. Mendidik Anak Agar Selalu Menjaga Pandangan Mata
Jika anak dibiasakan mendudukan pandangan dari aurat, gambar, dan film porno disertai dengan adanya rasa selalu diawasi oleh Allah SWT. Maka hal itu akan melahirkan kemanisan iman yang bisa dirasakan oleh anak.
8. Mendidik Anak Agar Tidak Ikhtilat Dan Khalwat
Ikhtilat adalah bercampur bawurnya laki-laki dan wanita yang bukan mahram tanpa adanya keperluan yang diperbolehkan oleh syarat islam. Sedang berkhalwat adalah seorang laki-laki yang berduaan dengan wanita yang bukan mahram. Keduanya adalah aktivitas yang mengantarkan pada perbuatan zina.
9. Mendidik Etika Berhias.
Tujuan pendidikan sex terkait dengan etika berhias adalah agar berhias yang dilakukan tidak untuk maksiat.
10. Mempersiapkan Anak Hadapi Ihklam (Mimpi Pada Anak Laki-Laki) dan Haid.
Mengenal ihklam dan haid tidak hanya sekedar untuk bisa memahami fisiologi dan psikologinya. Namun juga harus dipahamkan ketentuan islam terkait dengan masalah tersebut seperti kewajiban mandi. Dan yang terpenting harus ditekankan bahwa mereka telah menjadi muslim dan muslimin dewasa yang wajib terkait dengan hukum syara’ (mukallaf).
3. Pendidikan Sex Bagi Anak Berdasarkan Usia
1) Pada usia 1 sampai 4 tahun
Paparnya, orang tua disarankan mulai memperkenalkan anatomi tubuh, termasuk alat genital. Perlu juga ditekankan pada anak bahwa setiap orang adalah ciptaan Tuhan yang unik. Dan berbeda satu sama lain. Kenalkan, ini mata, ini kaki, ini vagina. Itu tidak apa-apa, terangkan bahwa anak laki-laki dan perempuan diciptakan Tuhan berbeda. Masing-masing dengan keunikan sendiri ujarnya.
2) Pada usia 5-7 tahun
Rasa ingin tahu anak tentang aspek seksual biasanya meningkat. Maka aku menanyakan kenapa temannya memiliki organ-organ yang berbeda dengan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu itu merupakan hal yang wajar karena itu orang tua diharapkan bersikap sabar dan komunikatif. Menjelaskan hal-hal yang ingin diketahui anak. Kalau anak laki-laki mengintip temanya perempuan yang sedang buang air. Itu mungkin karena ia ingin tahu, jangan hanya ditegur lalu ditinggalkan tanpa dijelaskan terangkan bedanya banya anak laki-laki dan perempuan.
3) Pada usia 8-10 tahun
Anak sudah mampu mmbedakan dan mengenali hubungan sebab akibat pada fase ini. Orang tua sudah bisa menerangkan secara sederhana proses reproduksi. Misalnya tentang sel telur dan sperma bila bertemu akan membentuk bayi.
4) Pada usia 11-13 tahun
Sudah memasuki pubertas, ini mulai mengalami perubahan fisik dan mulai tertarik pada lawan jenisnya. Ia juga sedang giat mengekplorasi diri. Misal: anak perempuan akan mencoba alat make up ibunya. Anak perempuan memiliki hubungan lebih dekat dengan ibu dan sebaliknya. Hal itu mempermudah anak membentuk identitas dirinya sendiri sebagai individu dewasa. Kalau anak perempuan kurang akrab dengan ibunya, ia bisa saja mencari sosok ayah jika ia mencari pasangan hidup kelak.
4. Pendidikan Seksual
Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan, sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Masalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan, dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar. Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan seksual ini seharusnya diberikan sejak dini ketika sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya tangkap anak. (dalam Psikologi Praktis, Anak, Remaja dan Keluarga.1991). dalam hal ini pendidikan seksual idealnya diberikan pertama kali oleh orang tua di rumah, mengingat orang tua yang paling tahu keadaan anak adalah orang tuanya sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orang tua tidak mau terbuka terhadap anak didalam membicarakan permasalahan seksual. Selain itu tingkat sosial ekonomi maupn tingkat pendidikan yang heterogen di Indonesia menyebabkan ada orang tua yang mau dan mampu memberikan penerangan tentang seks tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahami permasalahan tersebut. Dalam hal ini maka sebenarnya peran dunia pendidikan sangatlah besar.
5. Tujuan Pendidikan Seksual
Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psiskologis dan moral. Pendidikan seksual yang benar harus dimasukkan unsur-unsur hak asasi manusia. Juga nila-nilai kultur dan agama diikutsertakan sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.
Menurut Kartono Mohammad pendidikan seksual yang baik mempunyai tujuan membina keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab (dalam diskusi panel islam dan pendidikan seks bagi remaja, 1991). Beberapa ahli mengatakan pendidikan seksual yang baik harus dilengkapi dengan pendidikan etika, pendidikan tentang hubungan antar sesama manusia baik dalam hubungan keluarga maupun di dalam masyarakat. Juga dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan seksual adalah bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba hubungan seksual antara remaja, tetapi ingin menyiapkan agar remaja tahu tentang seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan mental dan material seseorang. Selain itu pendidikan seksual juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mendidik anak agar berperilaku yang baik dalam hal seksual, sesuai dengan norma agama, sosial dan kesusialaan (Tirto Husodo, Seksulitet Dalam Mengenal Dunia Remaja, 1987).


Penjabaran tujuan pendidikan seksual dengan lebih lengkap sebagai berikut :
 Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual remaja.
 Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggung jawab).
 Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi.
 Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
 Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
 Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
Sex education/pendidikan seksual sebenarnya berarti pendidikan seksualitas yaitu suatu pendidikan mengenai seksualitas dalam arti luas. Seksualitas meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek biologi, orientasi, nilai sosiokultur dan moral, serta perilaku.
Masa Remaja Merupakan Masa Peralihan Dari Masa Anak-Anak Ke Masa Remaja.
Bagaimana bentuk sex education yang seharusnya diinformasikan kepada remaja? Remaja harus mempelajari pola-pola perilaku seksual yang diakui oleh lingkungan serta nilai-nilai sosial sebagai pegangan dalam memilih teman hidup. Remaja juga harus belajar mengekspresikan cinta pada lawan jenisnya, dan belajar memainkan peran sesuai jenis kelamin, sebagaimana yang diakui oleh lingkungan. Di bawah ini diterangkan satu persatu tugas-tugas tersebut :
1. Memperoleh pengetahuan mengenai seks dan juga peran sebagai pria atau wanita dewasa yang diakui oleh lingkungan masyarakat sekitarnya. Pengetahuan ini penting sekali artinya, sebelum remaja mampu menyesuaiakan diri sebaik mungkin dalam berinteraksi secara dewasa dengan lawan jenisnya. Dengan pengetahuan ini, ia akan mampu memahami kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipikulnya sama baiknya dengan kesenangan dan kepuasan yang ia dapatkan. Dengan pengetahuan itu pula, ia akan lebih mampu memainkan peran sesuai jenis kelamin yang diakui oleh lingkungan masyarakat.
2. Mengembangkan sikap terhadap sex. Tugas perkembangan yang kedua dalam masa transisi seksual ini adalah mengembangkan sikap yang positif terhadap seksualitas.
3. Sikap-sikap yang positif terhadap masalah seksualitas ini menyangkut perasan remaja terhadap anggota kelompok lawan jenis, perasaan remaja terhadap peran perempuan atau laki-laki sesuai jenis kelamin dan perasaan terhadp masalah-masalah seks itu sendiri. Semua perasaan ini menyangkut norma-norma yang diakui oleh lingkungan sosial dimana remaja itu menetap. Sikap positif terhadap masalah seksual akan mengarahkan remaja pada penyesuaian dalam heteroseksual yang lebih mudah dan lebih baik. Sekali lagi suatu sikap terbentuk, sikap positif atau negatif maka sikap itu cenderung menetap seumur hidupnya.
4. Belajar bertingkah laku dalam hubungan heteroseksual menurut cara yang diakui oleh lingkungan masyarakat.
5. Belajar bertingkah laku sesuai apa yang diakui oleh lingkungan sosial dalam hal relasi heteroseksual merupakan tugas perkembangan ketiga dalam masa transisi menuju seksualitas dewasa. Pengalaman bergaul dengan lawan jenis akan banyak membantu remaja dalam usahanya menguasai tugas perkembangan ini.
6. Menetapkan nilai-nilai dalam memilih pasangan hidup
7. Tugas keempat yang harus dikuasai remaja dalam menjalani masa transisi menuju kehidupan seksualitas dewasa adalah menetapkan nilai-nilai yang akan menjamin suatu pengambilan keputusan yang bijaksana dalam memilih pasangan hidupnya.
8. Belajar untuk mengekspresikan cinta penting kelima adalah belajar menyatakan perasaan dan emosi yang terbangkit oleh orang yang dicintainya, sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
9. Pada masa transisi menuju kedewasaan, pada umumnya remaja harus belajar untuk menjadi lebih outer bound sebagai ganti dari sifat self bond yang merupakan ciri kekanak-kanakan. Remaja harus belajar menunjukkan afeksinya dan memperlihatkan rasa sayangnya serta menerima hal itu dari orang lain. Khususunya lawan jenisnya. Dengan dimilikinya dorongan-dorongan seksual pada remaja, membuat remaja tertarik pada lawan jenis, kelamin dan mulai mencoba mengekspresikan dorongan-dorongan tersebut. Di sini remaja mulai mengenal arti cinta dan berusaha untuk mengekspresikan cinta tersebut. Dalam mengekspresikan cinta ini terdapat berbagai macam cara yang dilakukan remaja, baik yang bersifat nonfisikal maupun fisikal.
10. Belajar untuk memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin merupakan tugas keenam dalam mencapai heteroseksual yang matang.
Tugas ini merupakan tugas yang paling sulit dan penuh tantangan, terutama bagi remaja putri.
Seks edukasi yang komprehensive dapat mengurangi kehamilan pada remaja tanpa meningkatkan jumlah hubungan seksual ataupun penyakit menular seksual.
Bagaimana orang tua tetap berbicara tentang seks sampai anak dewasa? Orang tua pada tahap ini harus ingat bahwa anak-anak benar-benar membutuhkan dan menginginkan anda.” Remaja bukan anak dewasa yang berbadan kecil. Mereka masih butuh orang dewasa sebagai sumber dan pembimbing.”
Penjabaran tujuan pendidikan seksual dengan lengkap sebagai berikut:
 Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.
 Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan, dan tanggung jawab)
 Membentuk sikap dan memberikan terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi.
 Memberikan pengertian hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.
 Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
 Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat menganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
 Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks ynag berlebihan.
 Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orang tua, anggota masyarakat. Jadi tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak.

Monday, February 21, 2011

PENCEGAHAN KECELAKAAN PADA ANAK



1. TERSEDAK
Pada usia tertentu, anak-nak selalu memasukkan apapun ke dalam mulutnya. Hati-hati bisa tersedak.

Inilah beberapa hal yang harus dilakukan orang tua untuk mencegah kejadian tersedak :

a. Jauhkan anak-anak dari barang-barang kecil dan mainan yang bisa dilepas menjadi bagian-bagian kecil.

b. Berilah mainan yang sesuai dengan umur dan ketrampilan anak.

c. Jauhkan mainan yang lebih besar dari jangkauan anak. Anak selalu tertarik dengan benda yang berwarna cerah.

d. Ajari si kakak untuk menyimpan mainannya secara rapi pada kotak khusus tertutup yang sudah disediakan.

e. Periksa secara berkala semua mainan yang mungkin kendur atau sudah patah. Bagian yang terlepas bisa mudah tertelan.

f. Setiap kali membersihkan lantai, pastikan tak ada benda kecil yang tertinggal seperti peniti, uang logam, tutup botol, kuku, penjepit kertas, jepit rambut, karet gelang dan benda kecil lainnya.

g. Hindari memakaikan baju yang penuh kancing atau aksesoris yang mudah ditarik. Bila terlepas bisa tertelan oleh anak.

h. Jangan memberikan permen, popcorn, kacang, dan makanan potongan kecil atau butiran karena dapat membuat anak tersedak, atau benda itu masuk ke dalam hidung.

i. Selalu tunggui setiap kali anak makan. Jangan memberikan makan sembari ia bermain, merangkak atau belajar berjalan.

2. TENGGELAM
Sering terjadi anak tenggelam di kolam renang. Ini karena minimnya pengawasan saat si kecil bermain di dekat kolam renang.
Agar anak terhindar dari bahaya tenggelam, inilah yang perlu dilakukan orang tua :

a. Gunakan ember dan air yang ukurannya disesuai dengan usia anak. Jangan pernah meninggalkan anak sendirian sedetikpun di dekat bak mandi.

b. Selalu buang air dalam “ bath up “ setiap kali usai menggunakannya. Bila sedang mengisi bath up, tutuplah pintu kamar mandi. Bila perlu kuncilah untuk mencegah si kecil merangkak masuk.

c. Sekeliling kolam renang harus diberi pagar pengaman yang rapat dan pintu pagar menuju kolam renang harus selalu dikunci.

d. Selalu awasi si kecil bila ia berada di dekat air, meski di kolam yang khusus untuknya sekalipun.

e. Jangan terlalu berambisi mengajari anak berenang sejak dini di kolam renang umum. Usia yang paling disarankan adalah 3 tahun karena daya tahan tubuhnya sudah lebih kuat menghadapi parasit dan bakteri yang mungkin ada di kolam renang umum.

3. KESETRUM
Yang sering terjadi, anak kesetrum karena memasukkan benda logam ke dalam stop kontak.
Bahaya kesetrum bisa dihindari dengan cara-cara berikut :

a. Kita harus rajin men-cek setiap kabel-kabel listrik dan stop kontak yang ada di rumah. Bila ada kabel yang mengelupas, segera ganti dengan kabel yang baru. Gantilah stop kontak dengan model yang tertutup atau berpengaman, misal : harus diputar dulu bila hendak digunakan.

b. Tutup stop kontak dengan barang-barang furnitur yang tak mudah digeser.

c. Hindari peralatan listrik seperti mixar atau setrika dengan kabel menjuntai dari jangkauan anak-anak.

4. TERBAKAR
Anak memiliki kulit yang lebih tipis jika dibandingkan dengan orang dewasa. Kulit mereka lebih rentan terhadap luka bila terkena api atau tersiram sesuatu yang panas. Yang sering terjadi, ibu membuat susu dengan tetap menggendong si kecil. Bahayanya bila si kecil meronta, maka botol susu yang sudah berisi air hangat akan terguncang hingga airnya bisa menyiram si kecil. Apa yang buat kita tidak terasa panas, buat si kecil bisa menyebabkan kulit jadi merah seperti halnya tersiram air panas.
Supaya resiko terbakar atau terkena air dan benda panas dapat dihindari, lakuka hal berikut :

a. Selalu mengetes terlebih dahulu panasnya air yang akan digunakan untuk menyeduh susu atau untuk mandi.

b. Jika anda sedang menikmati kopi atau teh, hindari sambil memegang anak.

c. Jangan sambil menggendong si kecil bila sedang memasak. Sikecil bisa menarik gagang panci atau meronta-ronta yang membuat konsentrasi anda terpecah.

d. Arahkan mulut teko ke dalam, untuk menghindari tertumpah ke bawah bila tersenggol.

e. Jangan sambil menggendong si kecil bila sedang menyetrika.

f. Simpan korek api dan pemantik api jauh dari jangkauan anak.


5. JATUH
Sering terjadi, anak jatuh dari tempat tidurnya sendiri atau orang tuanya.
Agar si kecil tidak terjatuh, orang tua seharusnya :

a. Tidak membiarkan si kecil sendirian sedetikpun bila ia berada di tempat tidur, sfa atau kursi.

b. Pasang pagar pengaman di tangga menuju ruang atas.

c. Pasang tali pengaman di kursi makan dan peralatan lain yang dilengkapi tali pengaman. Meski hanya ditinggal membuat susu atau menerima telepon, tatap pasangkan tali pengaman ini.

d. Lepaskan bumper ( bantal pengaman ) dari tempat tidurnya karena akan dipakainya untuk memanjat.

e. Untuk mengantisipasi si kecil jatuh dari tempat tidur, sejak awal belilah tempat tidur yang bisa diatur ketinggiannya. Semakin besar si kecil, seharusnya semakin rendah alas ranjangnya sehingga ia tidak meloncati pagar pengaman tempat tidur karena menjadi lebih tinggi. Kuncilah selalu pagar pengaman ini.

f. Jangan meletakkan bayi dan kursinya di tempat tinggi, misal di meja, di tempat yang tidak rata, atau di bangku yang tinggi. Jangan biarkan si kecil sendirian duduk dikursinya.

6. TERCEKIK DAN KEKURANGAN NAFAS
Kasus yang sering terjadi anak kekurangan nafas karena hidungnya tertutup oleh bantalnya sendiri.
Bahaya tercekik dan kekurangan nafas dapat dicegah dengan cara :

a. Berikan tempat tidur pada anak dengan spri yang tidak kusut dan kasurnya tidak terlalu empuk agar tidak timbul gelombang.

b. Hindari anak tidur dengan bantal-bantal yang tertumpuk disekitarnya. Tumpukan ini bisa rubuh dan menimpa tubuhnya dan bantal dapat menutupi jalan nafasnya.

c. Ikat semua tali yang menjuntai, seperti tali gorden, krei, tali sarung guling dan lainnya, sehingga tidak bisa untuk mainan oleh si kecil. Bahaya tercekik bisa timbul dari tali yang menjuntai.

d. Jangan mengikatkan sesuatu pada lehernya, termasuk topi yang memakai tali pengikat.

e. Jangan biarkan mainan yang bertali atau mempunyai simpul-simpul yang bisa dilepas.

f. Simpan semua tas plastik, kantong plastik dari jangkauan anak. Bahaya kekurangan nafas dapat terjadi bila anak bermain tas plastik. Mereka memasukkan keplanya ke dalam plastik, padahal akibatnya ia bisa kekurangan nafas akibat defisit udara.

7. KERACUNAN
Bahaya keracunan yang sering terjadi pada anak adalah menelan obat berlebihan (overdosis) karena orang tua meletakkan obat sembarangan. Potensi keracunan lainnya menelan cairan kosmetik ibunya, cairan pembersih untuk rumah dan cairan pembasmi serangga dan bahan beracun lainnya.
Untuk menghindarinya, berikut yang harus dilakukan :

a. Letakkan semua barang-barang yang menimbulkan potensi keracunan seperti bahan-bahan pembersih, pewangi pakaian, pupuk dan lainnya di tempat tinggi dan tak mudah dijangkau. Bila perlu, kunci lemari khusus tersebut. Simpanlah tetap bersama pembungkusnya. Biasanya disitu tertera cara menanggulangi bila terhirup atau tertelan.

b. Hal yang sama juga berlaku dalam penyimpanan kosmetik, parfum, pencuci mulut, pembersih muka dan peralatan kosmetik lainnya.

c. Letakkan bumbu dapur, kecap, sirup dan minyak goreng ditempat yang terkunci pula.

d. Demikian juga dengan vitamin, obat-obat bebas dan lainnya di tempat yang aman dari jangkauan anak. Seharusnya kemasan bahan yang beracun “toxic product” didesain sedemikian rupa agar tak bisa dibuka oleh anak.

Sunday, February 20, 2011

B0WEL TRAINING



1. Definisi
Toilet training adalah proses mengajar anak kecil untuk mengendalikan usus dan kandung kemih dan menggunakan kamar mandi untuk penghapusan. Seorang anak dianggap toilet dilatih ketika dia memprakarsai pergi ke kamar mandi dan dapat menyesuaikan pakaian yang diperlukan untuk buang air kecil atau memiliki gerakan usus. Pelatihan toilet toilet kadang-kadang disebut belajar atau toilet pelatihan.


2. Deskripsi
Usia rata-rata di mana anak-anak toilet menyelesaikan pelatihan di Amerika Serikat adalah sekitar tiga tahun. Dalam beberapa kasus anak-anak belajar mengendalikan kandung kemih pertama; orang lain belajar mengendalikan buang air besar sebelum kontrol kandung kemih. Kontrol pertama umumnya dicapai selama siang hari, jauh sebelum seorang anak dapat tetap kering di malam hari.
Beberapa anak mencapai kontrol atas kandung kemih dan / atau buang air besar seawal usia sembilan bulan dan mampu bekerja sama dalam mengendalikan diri sampai tingkat tertentu pada usia 12 sampai 15 bulan. Kebanyakan ahli setuju, bagaimanapun, bahwa pelatihan toilet hanya boleh dimulai ketika seorang anak menunjukkan tanda-tanda tertentu kesiapan yang biasanya muncul antara usia dua dan tiga tahun. Tidak seperti bayi, balita tahu kapan mereka buang air kecil atau buang air besar dan mungkin beranggapan postur tertentu atau menjadi tenang ketika mereka akan memindahkan isi perut mereka. Mereka juga belajar kosakata mereka keluarga menggunakan penghapusan.
Tanda lain adalah rasa keinginan untuk fastidiousness dan ketertiban yang muncul pada tahap perkembangan ini. Anak-anak cenderung meminta orangtua untuk mengubah popok kotor mereka langsung, dan mereka menunjukkan minat terhadap ketertiban umum yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pelatihan toilet. Seorang anak usia ini juga mempunyai keinginan untuk meniru diucapkan orang tua jenis kelamin yang sama, suatu sifat yang dapat digunakan untuk keuntungan dalam menggoda dia untuk menggunakan toilet. Terakhir, anak akan mulai menunjukkan tanda-tanda mampu untuk menunda buang air kecil atau buang air besar seperti terbangun dari tidur masih kering atau menahan diri dari buang air kecil atau buang air besar untuk waktu yang cukup lama sementara tidak memakai popok.



3. Strategi
Umumnya para ahli perawatan anak menyarankan sebuah strategi yang menggunakan pujian sebagai motivator, memiliki sedikit tekanan dari orang tua, dan menyenangkan bagi anak. Telah ditemukan bahwa ketika orangtua menunggu sampai anak telah mencapai tingkat kemungkinan terbesar kesiapan, proses ini lebih mudah, lebih cepat, dan disertai dengan lebih sedikit penyimpangan. Penekanannya adalah pada membiarkan anak dilanjutkan pada kecepatan sendiri, didorong oleh keinginan untuk menjadi "anak besar" atau "gadis besar" dan meniru orang tuanya. Langkah-langkah yang dapat menyebabkan tekanan dan kecemasan perlu dihindari.
Langkah pertama dalam toilet training adalah untuk membeli sebuah toilet. Ada berbagai versi potties, termasuk orang-orang yang duduk di lantai dan dikosongkan setelah setiap kali digunakan, orang-orang yang memiliki cangkir untuk melindungi Splatters, dan orang yang duduk di atas toilet orang dewasa dengan atau tanpa sebuah langkah bangku bagi anak untuk naik ke hal itu. Tingkat lantai-model yang paling sering direkomendasikan untuk tahap pertama pelatihan toilet. Beberapa menyarankan membawa anak ke toko untuk membantu memilih sendiri toilet, kemudian membantu untuk personalisasi dengan nama, stiker, cat, dan sebagainya, dengan gagasan umum membuat toilet yang berharga milik anak, bukan sesuatu yang harus ditakuti.
Anak pertama-tama harus meluangkan waktu untuk duduk di toilet, pertama sementara pakaian dan kemudian dengan pakaian dihapus, sehingga dia atau dia merasa nyaman duduk di atasnya. Hubungan antara apa yang ia lakukan di pispot kecil dan apa yang orang dewasa dan saudara lakukan di toilet besar harus ditekankan. Salah satu saran adalah untuk membawa anak ke toilet dengan popok yang kotor dan isinya diletakkan di dalamnya sehingga ia dapat melihat bahwa ini adalah di mana mereka berada. Orang tua harus memperhatikan isyarat dari anak itu bahwa ia mungkin akan buang air kecil atau buang air besar, seperti yang terkonsentrasi melihat, menarik di popok nya, jongkok, atau menggerutu. Seringkali perilaku ini akan terjadi hal pertama di pagi hari, tepat setelah tidur siang, atau kira-kira 20 menit setelah makan. Anak harus dibawa ke toilet, popok nya harus dihapus, dan anak didorong untuk duduk selama sedikitnya satu menit. Beberapa anak mungkin akan menikmati membaca buku atau menyanyikan sebuah lagu sambil menunggu. Khusus-keras membaca buku tentang pelatihan toilet populer. Orang tua seharusnya tidak pernah tali anak ke pispot atau memaksa dia untuk duduk di atasnya. Jika anak tidak menggunakan toilet setelah lima menit atau lebih, dia atau ia harus didorong untuk berpakaian dan coba lagi segera.
Konsensus umum dari para ahli adalah bahwa banyak dorongan dan pujian harus digunakan bila anak bekerja sama dengan toilet pelatihan dan ketika dia mulai buang air kecil atau buang air besar di toilet. Hadiah seperti pelukan dan ciuman, pujian lisan, stiker, bintang, atau memperlakukan favorit dapat digunakan ketika anak menggunakan toilet atau memberi tahu orang tua dia atau dia harus menggunakannya. Pull-up popok atau celana pelatihan plastik dapat dibeli sehingga anak dapat menghapusnya dirinya sendiri. Bagi banyak anak, cukup maju dari popok ke celana dan kemudian pelatihan secara berkala celana adalah insentif itu sendiri. Ketika kecelakaan terjadi, mereka harus diperlakukan dengan santai; hukuman, menggoda, atau menghukum harus dihindari.
Pelatihan malam hari biasanya dimulai ketika seorang anak bisa tetap kering sepanjang hari, selama sekurang-kurangnya empat sampai enam jam. Gadis biasanya mencapai titik ini sebelum anak laki-laki; beberapa gadis mulai tetap kering di waktu tidur siang dan bahkan kadang-kadang pada malam hari sebelum usia dua tahun. Setelah usia dua tahun, malam kering menjadi lebih sering: 45 persen anak perempuan dan 35 persen anak laki-laki tetap kering di malam hari pada usia dua hingga tiga. Dengan banyak anak, malam hari pelatihan tidak dilakukan sampai usia tiga tahun dan, dalam banyak kasus, tidak lengkap sampai empat atau lima. Sinyal dari kandung kemih anak harus cukup kuat untuk membangunkan dia dari tidur dan membawanya ke kamar mandi setidaknya sekali atau dua kali setiap malam. Sebanyak 25 persen anak-anak telah kambuh setelah mereka telah kering di malam hari selama enam bulan atau lebih, biasanya karena sementara penekan. Pada sebagian kecil anak-anak, malam hari kontrol kandung kemih tidak berkembang sampai usia lima tahun; situasi ini sering terjadi dalam keluarga di mana ada sejarah Enuresis (ngompol).

4. Masalah Umum
Dalam beberapa kasus, seorang anak mungkin menolak semua upaya pelatihan toilet dari orang tua, beberapa akan sejauh menolak duduk di toilet atau bahkan menahan buang air besar. Pelatihan toilet perlawanan mungkin hasil dari orangtua over-menegur anak ketika kecelakaan yang dibuat atau anak tidak menggunakan toilet ketika ditujukan. Dalam beberapa kasus anak sama sekali tidak siap untuk toilet belajar. Lebih jarang, perlawanan dapat disebabkan oleh suatu kondisi yang menyebabkan anak sakit ketika dia menggunakan pispot, buang air kecil seperti menyakitkan dikaitkan dengan infeksi saluran kemih. Jika seorang anak tidak kooperatif selama proses pelatihan toilet, orangtua dapat mencoba membiarkan anak memulai proses ketika dia siap, menggunakan penghargaan dan umpan balik positif setiap kali anak berhasil dalam menggunakan toilet atau pergi sepanjang hari tanpa mengotori-Nya atau celananya, anak mengganti popok atau celana pelatihan dengan teratur pakaian atau mempunyai anak mengubah atau pakaiannya sendiri ketika kecelakaan terjadi.
Satu potensi efek negatif perlawanan adalah bahwa anak dapat menahan buang air besar, menyebabkan sembelit. Hal ini pada gilirannya membuat penghapusan tidak nyaman dan bahkan menyakitkan, bahkan menciptakan keengganan dan resistensi yang lebih besar pada bagian anak. Parah sembelit dapat menyebabkan retakan anal menyakitkan, tinja mengotori (encopresis), atau dubur pembesaran. Penundaan yang tidak biasa di toilet anak normal atau regresi untuk mengotori keluarga umumnya menunjukkan stres dan / atau yang mendasari masalah emosional dan mungkin membutuhkan konseling untuk diselesaikan secara efektif.



5. Parental Kekhawatiran
Pelatihan toilet sering menjadi takut dan frustasi tugas bagi orangtua. Proses dapat berjalan lebih lancar untuk orang tua dan anak jika orang tua dididik tentang teknik-teknik pelatihan yang menekankan menunggu sampai anak menunjukkan tanda-tanda kesiapan sebelum memulai pelatihan dan mengambil pendekatan yang berorientasi pada anak.



6. Kapan Harus Menghubungi Dokter
Orang tua harus menghubungi penyedia layanan kesehatan bila anak mereka menunjukkan salah satu dari perilaku berikut:
menahan buang air besar atau sembelit
bukti yang menyakitkan buang air kecil atau buang air besar
toilet diperpanjang resistensi (yaitu berlangsung selama beberapa bulan)





DAFTAR PUSTAKA


Morgan, Richard. Zoo Poo: Sebuah Buku Pelatihan Toilet Pertama. New York: Barron's Educational Resources, 2004.

Warner, Penny, et al. Toilet Pelatihan tanpa Air mata atau Trauma. Minnetonka, MN: Meadow Press, 2003.

Periodicals

"Toilet Training." Pediatrics untuk Orang Tua 20, no. 8 (Agustus 2003): 2.

Schmitt, Barton D. "Dasar-dasar Pelatihan Toilet." Clinical Reference Systems (2002): 3263-7.

--. "Pelatihan Toilet Masalah: berprestasi rendah, Refusers, dan feses Holders." Contemporary Pediatrics 21, no. 4 (April 2004): 71-82.

Schonwald, Alison, et al. "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelatihan Toilet Sulit." Pediatrics 113, no. 6 (Juni 2004): 1.753-7.