Asuhan Keperawatan

My Blog List

Friday, February 11, 2011

askep anak dengan tb

A. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, yaitu suatu bakteri tahan asam.
Tuberculosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Angka mortalitas dan morbiditasnya terus meningkat. TB sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, malnutrisi, tempat kumuh, perumahan di bawah standar dan perawatan kesehatan yang tidak adekuat.
Penyakit tuberculosis pada bayi dan anak disebut juga tuberculosis primer dan merupakan suatu penyakit sistemik. Tuberculosis prime biasanya mulai secara perlahan – lahan sehingga sukar ditentukan saat timbulnya gejala pertama. Kadang terdapat keluhan demam yang tidak diketahui sebabnya dan sering disertai tanda – tanda infeksi saluran nafas bagian atas. Bila tidak diobati sedini mungkin dan setepat – tepatnya dapat timbul komplikasi yang berat dan reinfeksi pada usia dewasa

B. Etiologi dan penularan
Penyebab adalah mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bovis ( jarang oleh mycobacterium avium). Basil tbc dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi mati di dalam cairan bersuhu 60  C selama 15 – 20 mnt. Fraksi protein basil tbc menyebabkan nekrosis jaringan, sedang lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan factor penyebab untuk terjadinya fibrosis serta terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel. Basil tbc tidak membentuk toksin.
Tbc ditularkan dari orang ke orang oleh tranmisi melalui udara. Individu terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa, atau bernyanyi melepaskan droplet besar ( > 100  ) dan kecil ( 1 – 5  ). Droplet yang besar menetap, semestara yang kecil tertahan di udara dan dihirup oleh individu yang rentan. Resiko untuk tertular tuberculosis salah satunya tergantung pada banyaknya organisme yang terdapat di udara.
Individu yang berisiko tinggi untuk tertular tbc adalah :
- Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif
- Individu imunosupresif ( termasuk lansia, pasien dengan kanker, mereka yang dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi HIV )
- Pengguna obat – obat IV dan alkoholik
- Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat ( tuna wisma, tahanan, etnik dan ras minoritas terutama anak – anak dibawah usia 15 tahun dan dewasa muda antara yang berusia 15 sampai 44 tahun )
- Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya ( DM, GGK, penyimpangan gizi, by pass gastrektomy atau yeyunoileal )
- Imigran dari negara dengan insiden TB yang tinggi ( Asia tenggara, Amerika latin, Afrika, Karibia )
- Setiap individu yang tinggal di Institusi dalam jangka lama ( missal penjara )
- Individu yang tinggal di perumahan kumuh
- Petugas kesehatan

C. Pathofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tbc dan menjadi terinfeksi. Namun masuknya kuman tbc ke dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit Infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tbc serta daya tahan tubuh manusia.
Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli, tempat dimana mereka terkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan melalui system limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lainnya ( ginjal, tulang, korteks cerebri ) dan area paru – paru lainnya ( lobus area ).
Sebagian besar infeksi primer terjadi di dalam paru, karena penularan sebagian besar melalui udara dan jaringan paru mudah terkena infeksi, maka terjadi eksudasi dan konsolidasi yang terbatas, disebut focus primer. Basil tbc menyebar dengan cepat melalui saluran limfe menuju kelenjar limfe regional yang kemudian akan mengadakan reaksi eksudasi, Fokus primer, limfangitis dan kelenjar limfe reginal yang membesar membentuk kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai terbentuknya kompleks primer disebut masa inkubasi ( 2 – 10 mg atau 6 8 minggu ).
Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit ( makrofag dan neutrofil ) menelan banyak bakteri, Limfosit spesifik tbc menghancurkan basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat di alveoli, menyebabkan bronkopneumonia, biasanya terjadi 2 – 10 mg setelah pemajanan.
Massa jaringan baru yang disebut granulomas yang merupakan gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati, dikelilingi oleh makrofag yang membentuk dinding protektif. Granulomas diubah menjadi masa jaringan fibrosa. Bagian central dari massa jaringan fibrosa ini disebut tuberkel Ghon. Bahan ( bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat menjadi kalsifikasi, membentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman tanpa perkembangan penyakit aktif. Pada anak penyembuhan terutama ke arah kalsifikasi sedang pada dewasa ke arah fibrosis. Penyebaran hematogen lebih banyak terjadi pada bayi dan anak kecil.
Terdapat 3 macam penyebaran patogen pada tuberculosis anak :
1. Penyebaran hematogen tersembeunyi yang kemudian munkun timbul gejala atau tanpa gejala klinis
2. Penyebaran hematogen umum, penyebaran milier, biasanya terjadi sekaligus dan menimbulkan gejala akut kadang – kadang kronis.
3. Penyebaran hematogen berulang – ulang.
Tbc primer cenderung sembuh sendiri, akan tetapi sebagian menyebar lebih lanjut dan dapat menimbulkan komplikasi. Juga dapat meluas ke dalam jaringan paru sendiri.

D. Manifestasi klinik dan pemeriksaan diagnostik
Demam, malaise, anoreksia, berat badan menurun, kadang – kadang batuk ( batuk tidak selalu ada, menurun sejalan dengan lamanya penyakit. Batuk pada awalnya non produktif, tetapi dapat berkembang ke arah pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptysis ), keringat malam, nyeri dada.
Gejala lanjut ( jaringan paru – paru sudah banyak yang rusak ) : pucat, anemia, lemah, dan BB turun.
Permulaan tbc primer biasanya sukar diketahui secara klinis karena mulainya penyakit secara perlahan. Kadang tbc ditemukan pada anak tanpa gejala atau keluhan. Tetapi secara rutin dengan uji tuberkulin dapat ditemukan penyakit tersebut. Gejala tbc primer dapat berupa demam yang naik turun selama 1- 2 minggu dengan atau tanpa batuk pilek. Gambaran klinisnya : demam, batuk, anoreksia dan BB menurun.
Pemeriksaan diagnostik untuk memastikan tbc meliputi :
- Pemeriksaan fisik
- Riwayat kesehatan : kontak
- Rontgen dada : lesi pada lobuis atas
- Kultur sputum : dipakai sputum pagi hari untuk kultur BTA dan ada tidaknya basil tbc
- Patologi anatomi : kel limfe, hepar, pleura, peritoneum , kulit ditemukan tuberkel dan BTA
- Tes tuberculin adalah tes kulit yang digunakan untuk menentukan apakah individu telah terinfeksi basil TB. Hasil positif diameter = 5 mm.

E. Penatalaksanan terapeutik
- Nutrisi adekuat
- Kemoterapi : antituberculosis 6 – 12 bl antara lain isoniasid ( INH ), rifampisin ( RIF ), Streptomisin ( SM ), etambutol ( EMB ) atau pirazinamid ( PZA )
- Pembedahan jika kemoterapi tidak berhasil. Mengangkat paru yang rusak, koreksi kelainan tulang
- Pencegahan :
o Hindari kontak dg orang yang terinfeksi tbc
o Intake nutrisi adekuat
o Imunisasi BCG
o Minum susu yg sudah pasteurisasi
o Isolasi

F. Pengkajian
- Riwayat keperawatan : riwayat kontak dengan individu yang terinfeksi, penyakit yang pernah diderita sebelumnya
- Kaji adanya gejala-gejala panas naik turun dan dalam jangka waktu lama, batuk yang hilang timbul, anoreksi, lesu, kurang nafsu makan, hemoptysis

G. Diagnosa keperawatan dan perencanaan
1. Risiko penyebarluasan infeksi berhubungan dengan organisme virulen
Tujuan : Mencegah perluasan infeksi tidak terjadi
- Tempatkan anak pada ruang khusus
- Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit pada anak dengan TB aktif
- Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika kontak dengan anak
- Melakukan uji tuberkulin dan memberikan penilaian hasil uji tersebut, mengambil bahan untuk pemeriksaan bakteri (analisa bilasan lambung pada anak yang masih sangat muda)
- Berikan antituberkulosis

2. Gg. Pertukaran gas b.d kerusakan jaringan paru
Tujuan : Meningkatkan pertukaran gas yang adekuat
- Memonitor tanda-tanda vital
- Mengobservasi adanya sianosis pada mulut
- Mengkaji irama, kedalaman, dan ekspansi pernafasan
- Melakukan auskultasi suara nafas dan mendokumentasikan adanya suara abnormal (ronki, wheezing)
- Mengajarkan cara bernafas efektif
- Memberikan oksigen sesuai indikasi
- Memonitoring hasil analisa gas darah

3. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya sekret
Tujuan : Meningkatkan pola nafas yang efektif dan kepatenan jalan nafas
- Mengkaji ulang status pernafasan (irama, kedalaman, suara nafas, penggunaan otot bantu pernafasan, bernafas melalui mulut)
- Mengkaji ulang tanda-tanda vital (denyut nadi, irama dan frekuensi)
- Memberikan posisi tidur semi fowler/fowler
- Membantu klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
- Menganjurkan anak untuk banyak minum
- Memberikan oksigen sesuai indikasi
- Memberikan obat-obat yang dapat meningkatkan efektifnya jalan nafas seperti bronkodilator, antikolinergik dan anti peradangan)

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan anorekxia.
Tujuan : Memenuhi kebutuhan nutrisi
- Kaji ketidakmampuan anak untuk makan
- Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
- Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
- Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi melalui oral dan mencukupi kebutuhan gizi anak
- Menilai indikator terpenuhnya kebutuhan nutrisi ( BB. LILA. LKT dll )
- Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan porsi kecil tetapi sering.
- Menimnbang BB tiap hari pada waktu sama dan dengan skala yang sama
- Mempertahankan kebersihan mulut anak
5. Gangguan aktivitas diversional berhubungan dengan isolasi dari klp sebaya. Tujuan : Membantu memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan
- Memberikan aktivitas ringan yang sesuai dengan usia anak (permainan, ketrampilan tangan, vidio game, televisi)
- Memberikan mainan yang menarik untuk memberikan stimulasi yang bervariasi bagi anak.
- Melibatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memilih aktivitas yang diinginkan
- Mengijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama dirumah sakit, menganjurkan anak untuk berhubungan dengan teman melalui telepon jika memungkinkan.

Perencanaan Pemulangan
- Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, efek samping, lama pemberian terapi, cara meminum obat.
- Melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap sesuai dengan prosedur
- Menekankan pentingnya kontrol ulang sesuai jadwal
- Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan





VENTRIKEL SEPTIAL DEFECT

Definisi
Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.

Patofisiologi
- Adanya defek pada ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan resistensi sirkulasi arteri sistemik lebih tinggi dibandingkan resistensi pulmonal. Hal ini akan mengakibatkan darah mengalir ke arteri pulmonal melalui defek septum
- Volume darah di paru akan meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah paru. Dengan demikian tekanan di ventrikel kanan meningkat akibat adanya shunting dari kiri ke kanan. Ini akan resiko endokarditis, dan meningkatkan terjadinya hipertropi otot ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada peningkatan workload sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi meningkatnya workload, terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resitensi yang disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak sempurna.

Komplikasi
- Endokarditis
- Obstruksi pembuluh darah pulmonal
- Syndrome Elisenmenger










Asuhan Keperawatan Pada Anak

Defek

Tekanan yang tinggi Resistensi sirkulasi
Di dalam ventrikel kiri Arteri sistemik lebih tinggi
Dibandingkan resistensi pulmonal



Darah mengalir ke arteri
Pulmonal melalui defek septum


Volume darah di paru-paru meningkat


Registensi pembuluh darah paru


Tekanan di ventrikel kanan
(Akibat shunting dari kiri ke kana)



Hipertrofi otot
Ventrikel kanan


Workload


Atrium kanan tidak
Dapat mengimbangi
Meningkatnya workload



Pembesaran atrium kanan untuk
mengatasi resistensi yang
disebabkan oleh pengosongan
atrium yang tidak sempurna


Gejala CHF : murmur, distensi
Vena jugalri, edema, hepatomegali


Penurunan curah jantung


Hipoxia kronis

No comments:

Post a Comment